Monday, December 28, 2009
Wednesday, December 9, 2009
Bahan Asal Manusia
BAHAN ASAL MANUSIA


Bumi kita ini hanya salah satu planet kecil, walaupun yang paling indah, paling cantik dalam lingkungan Tata Surya. Tetapi ingat, tata surya kita hanyalah salah satu dari sekian miliar tata surya lain dalam galaksi Bimasakti, dan Bimasakti hanya salah satu dari sekian miliar galaksi-galaksi lain yang dalam alam hampa tak terhingga kini sedang berekspansi menggelembung dengan percepatan tambahan volume sebesar satu Bimasakti setiap detik.



Dan, kau dan aku ini, siapakah kita? Manusia hanyalah produk terakhir proses-proses maharaksasa galaksi Bimasakti ini. Yang lewat suatu evolusi sekian triliun tahun mengendap dari gumpalan-gumpalan debu sisa-sisa bintang-bintang yang berturut-turut meledak. Sehingga zat-zat seperti karbon dan besi terproduksi dari rentetan pembakaran tungku-tungku nuklir yang membakar, mulai dari Hidrogen yang paling sederhana susunannya, menjadi Helium yang lebih kompleks. Helium lewat fase karbon, lewat fase oksigen, lewat fase neon, sampai menjadi silikon, bahan utama segala benda yang disebut cadas atau batu kali atau pasir. Silikon diubah lewat pembakaran nuklir yang sama selama sekian miliar tahun, akhirnya menjadi besi yang merupakan zat paling stabil di semesta ini, dan yang menjadi inti planet bumi kita.





Bumi kita selama 4,5 miliar tahun sudah lama mengevolusi diri sampai mempunyai selimut atmosfer serta menumbuhkan organisme-organisme mikro yang mulai memperlihatkan cirri-ciri kehidupan. Ini berkembang terus ratus jutaan tahun sampai lahirlah sang Manusia. Dengan kata lain, kita ini pada hakikatnya harfiah lahir dari debu bintang-bintang , Kita hasil terakhir, paling tidak dari planet kita yang biru intan ini, dengan segala susunan saraf dan intelegensi yang hebat, parasaan dan dambaan-dambaan yang penuh misteri.


Tetapi ingat, kita semua, dalam banyak segi sama dengan makhluk-makhluk lainnya, terdiri terutama dari zat karbon, tulang-tulang kita zat kalsium, dan darah kita mengandung besi serta macam-macam zat kimia yang mengikuti hukum-hukum fisika-kimia biasa, terdiri dari molekul-molekul dan atom-atom yang terdiri dari proton-proton yang dikerumuni awan elektron-elektron. Atom itu mengandung jauh lebih banyak kehampaan dari apa yang kita sebut popular zat, atau benda, atau debu materi atau bintik partikel, pokoknya massa. Biduk kecil materi di tengah lautan kehampaan. Jikalau inti atom, misalnya inti atom hidrogen, diumpamakan sebesar bola tennis, maka biji electron yang lebih kecil lagi dan yang mengitari inti tadi hanya sekecil biji rumput sejauh jarak radius 3 km lebih. Hanya bedanya electron tidak terbang dalam lingkaran-lingkaran pasti seperti planet Bumi, Venus, atau Uranus melingkari Matahari, tetapi entah dalam suatu perjalanan yang sulit dinyana disangka, dalam semacam bidang ruwet awan-awan. Kemungkinan saja yang penuh kejutan, namun penuh keteraturan juga. Jadi diantara electron dan inti yang mereka kitari itu ada ruang kosong hampa yang relatif sangat besar. Sehingga tidak salah untuk mengatakan, kita dan semua benda yang tampak dan teraba ini jauh lebih terdiri dari kehampaan daripada zat yang berisi, alias badan halus. Tahukah kau bahwa seberkas partikel-partikel yang disebut neutrino mampu menembus suatu lapisan zat padat timah hitam yang tebalnya sama dengan jarak yang ditempuh cahaya dengan kecepatan 300.000 km/detik selama satu tahun, tanpa menyentuh nucleus atom satupun.


Memang bukan noda untuk menjadi manusia tradisional. Akan tetapi panggilan sejati bagi kita generasi sekarang ini bukan di masa lampau. Hari depan, hari depan! Paling tidak hari ini. Dan hari ini maupun hari depan sedang menjelajahi alam yang paling makro di semesta raya, galaksi-galaksi maupun semesta yang paling mungil di dalam nucleon atom.
Subscribe to:
Posts (Atom)